Selasa, 02 Mei 2023

PROYEK "KONFLIK BIKIN KITA MAKIN DEWASA"


Perlu disadari bahwa sekolah sebagai tempat menyatukan sudut pandang, pola pikir, dan tradisi. Ragamnya karakterstik dari warga sekolah merupakan cerminan dari kebhinekaan. Konflik adalah hal yang tidak bisa dihindari. Kerab terjadi antara murid seperti perselisihan beda pendapat, bullying, dan ejek-ejekan nama orang tua. Peristiwa itu menjadi pemicu konflik bahkan parahnya sampai menimbulkan perkelahian. 

Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan cenderung murid tahapan remaja belum memiliki keterampilan yang baik dalam mengelola konflik. Sehingga konflik bukannya dapat dikendalikan melainkan tambah parah dan berkepanjangan. Tentu hal ini berdampak terhadap kompetensi sosial emosional murid yang belum berkembang dan mengganggu segala proses belajarnya di sekolah. 

Oleh karenanya melalui proyek penguatan profil pelajar Pancasila, murid SMP Negeri 2 Pekutatan perlu dibekali dengan keterampilan mengelola konflik yang baik secara konstruktifHal yang bisa dilakukan adalah mengurangi intensitas, durasi, dan keparahannya, sehingga proses belajar mengajar tidak dirugikan. Dampak positif dari sebuah konflik akan dapat dirasakan apabila dikelola dengan baik dan kooperatif, serta fokus pada penyelesaian untuk kepentingan pihak-pihak yang terlibat. 

Guru perlu menyadari bahwa konflik adalah bagian dari proses menjadi dewasa, ruang belajar untuk menerima perbedaan, dan kesempatan untuk berlatih memecahkan masalah bagi anak-anak. Sebagai teladan bagi murid, guru perlu mengembangkan keterampilan manajemen konflik, pengelolaan emosi, dan komunikasi efektif. Proyek ini juga diharapkan mampu menguatkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam diri murid yaitu menerima dan menghargai keragaman.

Proyek Konflik Bikin Kita Makin Dewasa menumbuhkan dimensi beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, dan bernalar kritis. Adapun elemen yang menjadi tolok ukur pencapaian proyek adalah ahklak kepada manusia, komunikasi dan interaksi antar budaya, refleksi tanggung jawab pengalaman kebhinekaan, serta memperoleh dan memproses informasi dan gagasan.

Adapun tujuan dari proyek ini sebagai berikut.

  1. Memahami arti konflik dan mengidentifikasi faktor penyebabnya;
  2. Melakukan observasi konflik yang ada di lingkungan sekitar;
  3. Mensimulasikan proses penyelesaian konflik yang efektif;
  4. Mengaplikasikan cara penyelesaian dengan negosiasi dan mediasi;
  5. Mengkomunikasikan perasaan dan pemikiran kepada teman bicara dengan latar belakang berbeda secara efektif;
  6. Membagikan proses dan hasil proyek melalui serangkaian kegiatan kempanye
Aktivitas proyek ini dimulai dari tahap pengenalan dengan menelusuri konflik dalam beragam media. Untuk membuat proyek menjadi lebih interaktif, murid mensimulasikan konflik melalui kegiatan membangun menara. Aktivitas ini dilakukan oleh dua kelompok yaitu kelompok pertama membangun menara dengan botol plastik sedangkan kelompok lain mencoba mengganggu proses tersebut dengan melemparkan bola-bola kertas. Melalui kegiatan tersebut murid mampu merefleksikan tetang konflik.

Aktivitas Murid Bermain Bangun Menara (Sumber: Pribadi)

Tahap berikutnya yaitu pemetaan masalah dimana murid melakukan survei konflik yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Memahami konsep 9 simpang dalam menghadapi konflik. Dari hasil tersebut murid menjalankan aksinya dengan menyusun hasil survei menjadi sebuah infografis. Selanjutnya merencanakan, menjalankan, dan merefleksikan proyek berdasarkan cara efektif dalam mengelola konflik berdasarkan konsep 9 simpang yang dipamahi sebelumnya. Tahap akhir murid melakukan kegiatan Share Day "Konflik Bikin Kita Makin Dewasa".

Aktivitas Share Day yang dilakukan masing-masing kelompok melalui kempanye dengan media portofolio sebagai langkah implementasikan pengelolaan konflik sekaligus menyebar luaskan pemahaman murid tentang konflik. Dampak yang dirasakan dalam proyek ini terlihat murid telah mampu mengelola konflik menggunakan simpang 9 pada pilihan damai. Murid secara mandiri berupaya memahami konflik yang dihadapi serta mengutamakan persamaan, menghargai perbedaan dan tumbuhkan rasa empati. Proyek ini juga telah belajarkan murid tentang mempertimbangkan dan menumbuhkan berbagai perspektif.

Aktivitas Share Day (Sumber: Pribadi)

Evaluasi dan tindak lanjut pada proyek ini dengan memberdayakan papan informasi sekolah maupun kelas dalam kempanyekan pengelolaan jenis-jenis konflik yang dihadapi murid pada lingkungan sekitarnya. Sehingga penanganan konflik secara positif perlu menjadi budaya di sekolah agar terbentuknya hubungan yang sehat antar warga sekolah. Oleh karenanya, keterampilan menyelesaikan konflik harus terus diasah meski proyek ini telah berakhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar