Selasa, 22 Mei 2018

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SEBATAS GERBANG SEKOLAH


Sedemikiannya dicanangkan berbagai program dalam pendidikan namun belum mampu  secara garis besar menyelesaikan masalah nyata dalam kehidupan yang lebih baik.

Kita tahu bahwa belajar itu untuk hidup, tapi mengapa masih mengharapkan bahwa di sekolah tempat belajar tuntas?
Misal contoh sederhana di sekolah kita belajarkan siswa memilah sampah organik dan anorganik tapi di rumah bagaimana?
Disekolah kita belajarkan mengucapkan salam Om Swastiastu tapi di rumah bagaimana?

Di sekolah kita belajarkan pakai helm ketika bekendara ke jalan raya tapi kenyataannya bagaimana?
Itu baru hal-hal sederhana belum yang lain yang begitu kompleks.

Setelah keluar dari gerbang sekolah siswa itu merasa kembali ke zona nyaman ini lah yang menjadi "bahaya" dalam dunia pendidikan. Makanya jangan salah guru itu berulangkali menyampaikan, menekankan hal yang sama dan justru membuat siswa yang mendengar berpandangan negatif atau membosankan.

Apa yang telah dibelajarkan di sekolah tidak serta merta diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berasa bahwa pendidikan itu belum begitu penting dalam benak anak-anak kita. Maka dari itu dipandang perlu dalam peduli pendidikan seperti:

  1. Orang tua siswa wajib mengetahui kurikulum atau program unggulan sekolah anaknya sehingga orang tua mengetahui perubahan karakteristik anaknya.
  2. Pemerintahlah lebih awal membuat berbagai kebijakan tentang outcome pendidikan atau sebaliknya diawali lewat data di sekolah yang secara riil.
  3. Jika sekolah ciptakan perubahan harus bersinergi dengan pemerintah kemudian terbentuknya komitmen dalam cakupan luas.
Dengan 3 hal sederhana itu maka barulah hakekatnya belajar untuk hidup itu terpenuhi dan akibat belajarlah kita bisa atasi masalah dalam kehidupan dengan menghasilkan berbagai solusi atasi permasalahan yang nyata. Karena yang mudalah menjanjikan masa depan bangsa.

PENDIDIKAN MENGIKUTI PERUBAHAN APA MENYESUAIKAN SDM MURID


Pendidikan sebagai penentu masa depan bangsa masih dipandang sebelah mata. Mengingat pendidikan itu penting maka janganlah digunakan sebagai uji coba berbagai upaya hanya untuk pembeda. Walaupun zaman kian selalu berubah terus bagaimana cara pendidikan itu mengikutinya. Itu sebuah pertanyaan sederhana namun cenderung sulit untuk dibuktikan.

Sekarang ini apapun sudah maju utamanya pradaban yang semakin komplek. Pendidikan yang terjadi saat ini kalau salah diartikan akan menjadi saling memaksa antara karakteristik siswa menyesuaikan metode atau sebaliknya metode mengikuti karakteristik siswa. Apalagi beberapa metode sudah dipandang negatif untuk digunakan. 

Guru yang memvariasikan metode dalam pembelajaran itu baik, tapi guru yang menyesuaikan metode pembelajaran dengan karakteristik siswa itu sangat baik walaupun itu metode yang telah dipandang negatif atau kuno saat ini. Sehingga ketika guru ingin mencoba menyesuaikan metode dengan karakteristik siswa dan kebetulan metode jadul yang digunakan maka guru tersebut dikatakan belum mengikuti zaman. 

Jika sebaliknya guru mengajar seperti yang diharapkan sepenuhnya dan mengabaikan karakteristik siswa itu justru menghianati hakekatnya pendidikan. Student center atau teacher center itu hanya perspektif belaka. Apabila pendidik dan peserta didik mengenal hakekatnya belajar yaitu dari tidak bisa menjadi bisa, dari kurang paham menjadi paham, intinya ketika belajar mengalami perubahan sikap, pengetahuan, serta keterampilan itulah keniscayaan.

Sehingga yang terbaik itu dalam pembelajaran tetap menyesuaikan dengan karakteristik siswa sekalipun itu metode yang dipandang negatif saat ini karena yang terpenting itu kembali kehakekatnya belajar.