Kamis, 25 April 2024

PRESENTASI INTERAKTIF DAN MENYENANGKAN MELALUI GALERY WALK

Situasi 

Sebelumnya bahwa presentasi kurang efektif dan peran murid rendah

Proses pembelajaran perlu membiasakan murid dalam keterampilan komunikasi, kreatif, dan menerima atau memberikan umpan balik positif sebagai apresiasi juga bersifat konstruktif. Sejauh ini proses berbagi hasil belajar telah dilakukan namun cenderung belum efektif. Seperti melakukan presentasi di depan kelas dengan media terbatas. Tentu aktivitas ini berdampak monoton dan kurang dalam memperhatikan kemajuan belajar pada anak. Seperti halnya kelompok sebagai penyaji cenderung sibuk menyajikan namun peran peserta diskusi kurang memiliki ketertarikan. Sehingga aktivitas yang sesungguhnya memiliki tujuan yang baik menjadi tidak efektif dan murid cenderung tidak fokus terhadap penampilan kelompok lainnya. Hal ini juga dibuktikan dengan rendahnya kemampuan anak dalam memberikan argumentasi atau pertanyaan bagi kelompok penyaji. Kemampuan murid dalam memberikan umpan balik yang konstruktif terhadap penampilan dan karya orang lain sangat rendah. Nampak diproses sebelumnya murid cenderung fokus pada kesalahan juga kekurangan dari penampilan atau media yang diamati. Selain hal tersebut dari hasil observasi guru dan pengalaman belajar sebelumnya ternyata murid memiliki semangat belajar ketika didorong atau difasilitas dalam membuat karya hasil belajarnya. Hal ini menunjukkan nilai kreatif murid telah tumbuh, guru tahap ini tentu menjadi peluang dalam memaksimalkan potensi tersebut. 

Tantangan 

Hal yang perlu dioptimalkan

Membiasakan murid dalam memberikan umpan balik yang kontruktif terhadap penampilan dan karya orang lain. Menumbuhkan keterampilan komunikasi pada murid dan menjadi penyaji yang baik. Melatih nalar kritis murid seperti kemampuan bertanya sebagai bentuk interaksi dalam proses diskusi.

Aksi

Berdayakan kreatif pada murid

Guru mendorong murid dalam ciptakan hasil belajar dalam bentuk sebuah karya yang kreatif. Pada tahap ini guru memfasilitasi murid dalam membuat laporan hasil praktik membedakan isolator dan konduktor kalor dengan benar pada kertas pleno dengan kreativitas masing-masing kelompok. Selanjutnya murid melakukan diskusi bersama anggota kelompokknya untuk berbagi peran dan menyusun rencana desain media yang akan dibuat. 

Merancang media

Tahap ini murid terlihat telah memiliki perannya dalam kelompok. Murid yang memiliki potensi gambar diberikan peran menggambar sehingga dapat menegaskan kembali maksud dari laporan yang disajikan. Sambil menyusun dalam bentuk media, murid juga kembali menguatkan konsep tentang hasil praktik yang dilakukan sebelumnya. Nampak interaksi dalam setiap kelompok dan mereka berkarya berdasarkan ekspektasi terbaiknya. 

Membiasakan umpan balik 

Guru tahap ini memberikan pemahaman kepada murid bahwa memberikan umpan balik sangat penting ditanamkan sejak dini. Umpan balik mesti dapat memberdayakan dengan tidak berfokus pada hal yang kurang saja. Sederhananya dalam memberikan umpan balik layaknya roti sandwich yaitu roti pertama adalah hal yang menarik atau bagus, kemudian saos ditengahnya adalah hal yang perlu ditingkatkan atau sempurnakan, dan roti diakhir kembali ditutup dengan hal yang berkesan pada karya atau penampilan. Selanjutnya guru memberikan contoh-contoh dalam memberikan umpan balik konstruktif. Begitu pula murid diberikan kesempatan berlatih memberikan umpan balik. 

Persiapan galery walk

Setelah semua kelompok selesai menyusun media dan dilanjutkan untuk pemajangan karya. Sebelum memulai kegiatan perlu guru bersama murid untuk menyepakati teknis pelaksanaan. Ketua kelompok diberikan kesempatan dalam koordinir temannya sebagai penyaji di kelompokknya dan keluar untuk mengamati hingga memberikan umpan balik pada kelompok lain. Setiap anggota kelompok mengamati kelompok lain yang berbeda. Kegiatan ini dilakukan dua tahap, tahap pertama alokasinya 10 menit dan tahap kedua alokasi 10 menit. Pada tahap kedua murid sebagai penyaji akan bertukar peran dengan murid yang sebagai pengamat. Sehingga semua murid dapat terlibat penuh dalam aktivitas galery walk tersebut.

Pelaksanaan Galery Walk

Setelah semua kelompok pengamat siap, barulah murid sebagai penyaji untuk memulai menyampaikan laporan praktiknya. Murid sebagai penyaji menjelaskan dengan dukungan media yang dimiliki. Murid sebagai pengamat memiliki kesempatan dalam memberikan pertanyaan. Sedangkan murid sebagai penyaji berupaya dalam menjawab pertanyaan tersebut. Setelah durasi selama 5 menit, murid memberikan umpan balik terhadap kelompok yang diamati melalui tertulis yang difasilitas oleh kelompok penyaji. 

Refleksi hasil dan dampak

Kemampuan komunikasi

Murid nampak antusias dalam memperhatikan penyajian kelompok yang diamati. Dengan menaruh perhatian pada penyaji sehingga berdampak bagi murid dalam melakukan interaksi. Interaksi yang dimaksud munculnya pertanyaan, pendapat hingga memberikan umpan balik secara tertulis. Guru tahap ini melakukan observasi terkait aktivitas yang dilakukan murid ternyata terlihat upaya perubahan anak dalam keterampilan berkomunikasi hingga upaya berpendapat tentang pertanyaan yang diperolehnya. 

Kemampuan nalar kritis

Murid memperhatikan masalah yang diperolehnya selama diskusi kelompok. Saat berupaya menjawab pertanyaan murid sebagai audien mereka telah mandiri dalam menggunakan sumber belajar serta pengalaman sebelumnya saat melakukan aktivitas praktik. Sehingga mereka dapat ide atau alternatif dalam memecahkan masalah. Sebagai wujud merdeka belajar bahwa kreativitas murid dapat terasah melalui kebebasan dalam mendesain media presentasi dan mampu maksimalkan potensi yang dimilikinya. 

Pengalaman belajar murid

Hana: Hal menarik yg saya dapatkan adalah bisa berkeliling dan melihat hasil karya kelompok lain yang sudah sangat kreatif, namun beberapa kelompok yang belum menjelaskan hasil pengamatan yang mereka dapatkan dengan baik. Saya bangga dapat mampu untuk menyelesaikan tugas dengan baik bersama kelompok. 

Shanti: Jadi tadi ketika saya berkeliling melihat karya seni IPA yang berjudul "Isolator dan Konduktor", saya melihat adanya kreativitas dari teman-teman saya dalam hal merancang desain dan kata-kata yang ditulis pada lembar kertas tersebut. Semua hasil karyanya juga sudah bagus dan penjelasannya mudah dimengerti namun ada hal yang harus ditingkatkan seperti menjelaskan dari laporan yang mereka buat dan terdapat penjelasannya yang kurang dipahami. Tapi tidak menjadi masalah yang begitu besar bagi saya, overall karya nya juga sudah bagus dan keren.

Putra: Saat saya berkunjung ke beberapa kelompok, ada salah satu kelompok yang kurang dalam memberikan penjelasan namun laporan kelompok tersebut sudah sangat baguss dengan hiasan yg simpel dan berwarna. Saya sangat menyukai kegiatan yg telah saya lakukan, karena saya dapat membagi hasil laporan saya dan juga dapat melihat laporan teman saya.

Tips dari saya

Guru memberikan bantuan

Saat murid merancang laporan hasil praktiknya diperlukan peran guru dalam memberikan bimbingan pada kelompok yang memerlukan bantuan. Bantuan yang diberikan berupa fasilitasi murid hingga memahami konten serta mendorong kreativitas dalam berkarya. Selain itu juga kelompok tersebut dapat menyelesaikan sesuai dengan waktu yang disepakati

Membuat kesepakatan

Guru diawal mesti membangun kesepakatan sehingga kegiatan galery walk dapat berjalan efektif. Kesepakatan diantaranya saling menghargai, waktu, dan peran murid dalam aktivitas galery walk.

Berikan peran bagi murid

Guru merancang aktivitas pembelajaran yang beragam dan penting memperhatikan peran murid dalam proses belajarnya. Sehingga pembelajaran menjadi interaktif dan menyenangkan.




Senin, 01 April 2024

PRAMUKA BERUBAH SIFAT PADA KURIKULUM MERDEKA

Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dapat mengembangkan bakat, minat, dan potensi peserta didik di luar jam intrakurikuler (kegiatan pembelajaran di kelas). Umumnya satuan pendidikan menyediakan beragam ekstrakurikuler berdasarkan pertimbangan sumber daya dan sarana prasarana. Sehingga kegiatan tersebut dapat memberikan peserta didik dalam mengekspresikan dirinya untuk menjadi pribadi yang produktif melalui pengembangan secara mandiri dan atau berkelompok. 

Ekstrakurikuler Pramuka sampai saat ini masih diyakini dapat memberikan pendidikan yang menguatkan nilai-nilai luhur bangsa melalui implementasi Tri Satya dan Dasa Darma serta dapat memberikan kecakapan hidup. Berdasarkan hal tersebut menjadi bagian pertimbangan bahwa Pramuka pada kurikulum 2013 menjadi ekstrakurikuler yang bersifat wajib untuk peserta didik ikuti mulai dari jenjang dasar hingga menengah. 

Termuat dalam Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 bahwa Pramuka menjadi bersifat ekstrakurikuler pilihan yaitu jenis krida. Sama halnya dengan ekstrakurikuler Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya. Sehingga peserta didik diberikan kemerdekaan dalam menentukan jenis ekstrakurikuler yang diikuti berdasarkan minat, bakat, dan potensi yang dimilikinya. 

Sebagai informasi bahwa Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka pada Pasal 20 menyatakan bahwa gerakan pramuka bersifat mandiri, sukarela, dan nonpolitis. Berdasarkan hal tersebut bahwa implementasi Kurikulum Merdeka pada ekstrakurikuler Pramuka menjadi kegiatan sukarela yang diikuti berdasarkan minat dari peserta didik. 

Dikutip dari pernyataan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Anindito Aditomo menegaskan bahwa setiap sekolah hingga jenjang pendidikan menengah wajib menyediakan Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum Merdeka. Hal ini menandakan bahwa setiap satuan pendidikan tetap memprogramkan ekstrakurikuler pramuka. Beliau juga menegaskan bahwa akan memperjelas ketentuan teknis mengenai ekstrakurikuler Pramuka dalam panduan implementasi kurikulum merdeka yang diterbitkan sebelum tahun ajaran baru. 

Perlu meyakini bahwa apapun jenis ekstrakurikuler yang hendak peserta didik pilih atas dasar minat, bakat, dan potensinya akan memberikan penguatan dan pengembangan diri yang optimal. Hal ini tentu dapat mencapai fungsi dan tujuan ekstrakurikuler tersebut. Adapun fungsinya seperti pengembangan potensi dan bakat serta pelatihan kepemimpinan; menguatkan interaksi sosial; rekreatif menyenangkan dalam menunjang proses perkembangan peserta didik; kesiapan karir melalui pengembangan kapasitas. Sedangkan tujuan ekstrakurikuler dapat meningkatkan kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotor peserta didik serta mengembangkan bakat, minat, dan potensi Peserta Didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju manusia seutuhnya. Hal yang tidak berubah pada kurikulum sebelumnya yaitu bahwa ekstrakurikuler pramuka tetap dihadirkan pada setiap satuan pendidikan.


tautan Permendikbudristek 12/2024

 

Kamis, 28 Maret 2024

PERKUAT LITERASI DAN NALAR KRITIS MELALUI MENYUSUN LAPORAN PRAKTIK

Berdasarkan hasil asesmen awal yang dilakukan guru, memperoleh hasil bahwa kemampuan literasi sains peserta didik perlu ditingkatkan. Peserta didik perlu dilatih dan biasakan dalam mengelola informasi dan menyajikan informasi yang mereka telah terima. Sebagian besar peserta didik belum terbiasa mengidentifikasi masalah hingga menganalisis data. Hal ini terlihat peserta didik masih kesulitan untuk menyusun sebuah masalah atau pertanyaan setelah melakukan sebuah pengamatan sederhana. Hal ini juga mencerminkan bahwa salah satu dimensi profil pelajar pancasila yaitu nalar kritis masih sangat perlu untuk di tingkatkan.

Proses pembelajaran sebelumnya cenderung mendengarkan informasi dari guru dan mengerjakan dengan menjawab soal-soal yang telah tersedia pada lembar kerja peserta didik. Hal ini menunjukkan pembelajaran yang belum berbasis ilmiah sehingga perlu peran guru dalam dalam menguatkan literasi sains peserta didik. Guru harus mampu merencanakan pembelajaran yang dapat meningkatkan literasi sains dan kemampuan nalar kritis peserta didik. Selain itu penting juga bagi guru untuk memfasilitasi kebutuhan belajar peserta didik hingga pembelajaran dapat berjalan efektif dan mencapai tujuannya. 

Penguatan kompetensi literasi peserta didik perlu ditingkatkan secara kolaboratif dari berbagai pihak. Melalui Komunitas Belajar Berirama di sekolah dapat mewadahi kegiatan diskusi tentang strategi penguatan kompetensi literasi peserta didik. Hasil diskusi tentu dapat membuahkan ide-ide kreatif dan menyepakati bahwa upaya pembiasaan mesti dilakukan mulai pada tingkat pembelajaran di dalam kelas. Sehingga pembelajaran di kelas harus dirancang agar mampu mendorong dan membiasakan peserta didik untuk identifikasi masalah dan membuat laporan hasil belajar berdasarkan minat mereka. 

Langkah yang dilakukan guru setelah memahami kondisi awal peserta didik adalah mulai merancang pembelajaran. Guru tahap ini melakukan revisi dan mencari referensi yang relevan melalui PMM untuk munyusun modul ajar Zat dan Perubahannya agar murid mampu identifikasi masalah, mengolah data, hingga menarik sebuah kesimpulan. Peserta didik difasilitasi guru dalam melakukan pengamatan dan menyusun masalah berupa pertanyaan dari apa yang telah mereka amati pada masing-masing kelompok. 

 Aktivitas Peserta Didik Praktik Bersama Kelompoknya.   

Guru mengajak peserta didik untuk merancang sebuah praktik membedakan perubahan fisika dan perubahan kimia. Selanjutnya peserta didik melakukan praktik sesuai langkah-langkah yang telah mereka susun dalam kelompoknya. Peserta didik melakukan pengamatan pada setiap langkah praktik yang dilakukan. Mereka mencatat dan mengidentifikasi masalah dari perubahan yang diamati. Pada tahap ini peserta didik berlatih kuatkan nalar kritisnya. Setelah memiliki masalah yang berikutnya akan diselesaikan dengan berbagi peran dalam kelompoknya. Mereka mengolah data dan mengumpulkan informasi sebagai pembiasaan dalam memperkuat literasi dari berbagai sumber belajar seperti, buku teks IPA, bahan ajar, artikel, dan video relevan yang difasilitasi guru.

Peserta didik menyajikan hasil belajar dalam bentuk laporan praktik yang produknya sesuai dengan minatnya. Setiap peserta didik menyusun laporannya berdasarkan data dan informasi yang telah diperoleh melalui kelompoknya. Sesuai dengan kesepakatan yaitu "Merdeka Senang Kreatif" (Mesra) belajar IPA, mereka menyusun laporan secara digital dengan memanfaatkan fitur Canva, google doc, dan fitur relevan lainnya. Selanjutnya mereka mengumpulkan laporan praktik melalui classroom IPA. Guru memfasilitas peserta didik dalam menayangkan laporan pada salah satu anggota di kelompoknya dan kelompok lainnya dapat memberikan umpan balik positif. Hal ini juga memberikan kesempatan peserta didik untuk kembali saling menguatkan nalar kritisnya dalam menganalisis konten dan media laporan praktik.  

Setelah rangkaian proses pembelajaran yang dilakukan, peserta didik memiliki kemampuan literasi sains yang meningkat. Hal ini dibuktikan melalui asesmen sumatif yang disusun guru dengan tipe soal AKM. Peserta didik terlihat antusias dalam proses pembelajaran, hal ini juga tercermin dari banyak pertanyaan yang diterima guru. Winanda salah satu peserta didik kelas 7A menyampaikan bahwa melakukan kegiatan praktik sangat menyenangkan dan mengerjakan laporan secara digital. Semua peserta didik memberikan emoji senyum dan senang pada jurnal refleksi mereka. 

Tanggapan dari rekan sejawat bahwa proses hingga hasil yang dicapai dalam pembelajaran ini membuat saya merasa senang karena kemampuan literasi dan nalar kritis peserta didik dapat dikuatkan. Saya memberikan umpan balik terhadap proses belajar IPA ini bahwa telah memiliki kesepakatan belajar yaitu Mesra Belajar IPA, dan menariknya peserta didik menyusun masalahnya sendiri untuk diselesaikan. Pembelajaran seperti ini tentu bisa diimplementasikan pada materi dan oleh guru di mata pelajaran lainnya. Orang tua juga mendukung pembelajaran dengan menguatkan kreativitas anaknya dan mendorong anaknya dalam menyelesaikan tantangan-tantangan yang diperoleh selama proses pembelajaran.

Saya selaku guru merasa bangga dapat memfasilitasi belajar peserta didik. Mereka sangat antusias jika telah dilibatkan dalam merancang sebuah kegiatan menentukan langkah-langkah proses pembelajarannya. Guru memberikan pertimbangan-pertimbangan pada kelompok tentang efektifnya dalam berkolaborasi dan mengelola data yang diperolehnya. Peserta didik juga merasa senang dengan diberikan kebebasan dalam menentukan kreativitas dalam penyusunan laporan secara digital. Mereka telah mampu menunjukkan ekspektasi terbaiknya dalam berkarya gunakan gaway yang dimiliki. Beberapa peserta didik telah mampu membantu rekan kelompoknya dalam menggunakan fitur-fitur seperti Canva dalam berkarya. Hal ini menunjukkan rasa kepedulian dan menguatkan interaksi sosial mereka dalam membantu temannya untuk dapat berkarya dan menghasilakan laporan yang menarik. Melakukan proses pembelajaran ini terkadang memerlukan waktu yang lebih lama dan memerlukan waktu di luar jam efektif belajar. Seperti memberikan dukungan baik secara personal maupun durasi waktu yang lebih terhadap peserta didik yang kelompokknya memerlukan bantuan. Sehingga proses pembelajaran dapat mencapai tujuannya dengan memperhatikan kemajuan belajar peserta didik seperti kemampuan literasi dan nalar kritis yang "Merdeka Senang Kreatif" Belajar IPA.