Jumat, 14 Desember 2018

RASA-RASA MENJADI GURU





Sebelum guru mulai mengajar perlu diperhatikan dengan serius seperti berapa banyak waktu dan energi emosional yang mampu guru kontribusikan untuk bekerja di luar rumah. Hal tersebut juga diimbangi dengan kehidupan kita seperti hubungan, keuangan, emosional, dan tujuan pribadi serta karier. Ketahuilah dan putuskan yang terpenting apa yang diprioritaskan dalam hidup. Apakah anak-anak bagi yang berkeluarga, orang tua, atau kekasih kita akan merasa diabaikan jika kita menghabiskan waktu senggang dalam membuat rencana mengajar atau membimbing murid? Berapa banyak energi untuk keluarga di malam hari? Apakah kita merasa nyaman ketika membimbing murid dalam masalah pribadi mereka? 

Tidak ada jawaban benar atau salah bagi pertanyaan tersebut. Jika seorang guru tahu jawabannya sebelum guru itu mulai mengajar, di sanalah guru tersebut menjadi lebih bahagia. Tidak semua guru  dapat dan harus menjadi guru super tapi sangat diterima guru yang excellent atau good. Itulah tiga rasa guru yaitu super, excellent, dan good.

Rasa super itu yang seperti hal nya tokoh superhero yaitu superman memiliki kekuatan yang sangat hebat. Guru mengajar denga super membutuhkan energi fisik, emosi, dan mental yang sangat tinggi. Guru super itu memiliki ciri-ciri tiba di sekolah lebih awal dan pulang paling akhir. Guru rajin mengikuti berbagai seminar yang relevan, meningkatkan jenjang pendidikan, sukarelawan bagi kegiatan peserta didik dan mampu memberikan diri mereka kepada peserta didik yang membutuhkan bantuan baik di dalam kelas dan di luar kelas. Karena menjadi guru super itu memiliki hubungan yang begitu solid dengan peserta didiknya dan tidak harus fokus akan waktu dan energi yang diperlukan dalam menerapkan disiplin di kelas. Guru super pasti mengajar dengan super dan jelas membutuhkan dukungan fisik dan mental yang sangat besar serta tergantung pula dari anggaran yang mungkin akan menyerap sejumlah uang.

Rasa excellent adalah rasa guru yang menikmati pekerjaan mereka, tetapi guru excellent akan membatasi jumlah waktu dan energi yang akan mereka dedikasikan. Guru peduli dan melakukan yang terbaik bagi peserta didik tetapi tidak mengorbankan kebutuhan keluarga sendiri. Guru excellent juga bekerja lembur karena juga tahu bahwa mengajar yang baik butuh sejumlah waktu lembur yang tidak dibayar (seperti memeriksa tugas peserta didik dan membuat rencana mengajar. Tetapi mereka memberikan batasan-batasan waktu lembur yang ingin dikerjakan.

Mengajar dengan excellent membutuhkan pengeluaran energi yang lebih sedikit dibandingkan dengan mengajar super. Perlu juga ketahui dalam mengajar rasa excellent dapat menguras energi menjadi lelah jika guru tersebut tidak hati-hati. Luangkan waktu untuk menjaga diri sendiri dan keluarga serta perlu disampaikan pada mereka bahwa pekerjaan adalah prioritas utama.

Rasa good yaitu mengajar dengan baik, tetapi guru  memahami batasan mereka sendiri. Dalam membuat batasan tersebut harus jelas antara profesionalitas dan waktu pribadi. Guru saat membelajarkan peserta didik dengan rasa hormat dan memastikan mempelajari materi yang diisyaratkan untuk tingkat pendidikan selanjutnya. Tetapi tidak merasa berkewajiban dalam menyelamatkan peserta didik satu per satu. Ciri-ciri guru good adalah tiba di sekolah lebih awal untuk menyiapkan diri, tetapi tidak menawarkan kunjungan di jam istirahat mereka. Setelah selesai mengajar guru tidak menghabiskan waktu mengobrol informal atau konseling terhadap peserta didik. Jika berada di luar sekolah guru tersebut fokus pada kehidupan mereka sendiri seperti kehidupan pribadi, pendidikan sendiri, hobi, keluarga, kekasih, dan teman. Menciptakan batasan-batasan antara kehidupan pribadi dengan profesional sehingga guru good mampu memelihara energi emosional dan mental mereka. 

Anda yang profesi sebagai guru, saat ini menjadi guru rasa apa?

Rasa yang manapun anda saat ini dan memang sudah memilih untuk menjadi seorang guru, tetaplah anda seorang yang memberikan kontribusi kepada masyarakat dan menjalankan tugas yang sangat mulia. Karena lewat profesi inilah dapat memberikan pembentukan masa depan negara kita. Selain diri anda sediri yang sebagai guru, peserta didik anda, dan beberapa pengawas, tak seorang pun yang tahu tentang energi yang anda dedikasikan. Tetapi dalam profesi menjadi guru bukan untuk mendapat penghargaan dari orang banyak. Mengajar bukan karena gengsi, melainkan karena kita yakin hal ini begitu penting. Tidak banyak yang tahu tentang apa yang guru lakukan, dan bagi mereka yang tahu tidak memberikan perhatian dan itu tidak membuat guru tersebut menjadi lambat. Dengan menguasai dasar mengajar yang baik sudah merupakan pencapaian yang penting, dan murid-murid tetap akan tumbuh di dalam kelas yang para gurunya baik.





Inspired by writting LouAnne Johnson

Kamis, 13 Desember 2018

BENCI PERILAKUNYA CINTAI ANAKNYA





Dunia sekolah cenderung memiliki berbagai tipe perilaku anak, entah itu positif atau negatif. Menjadi persoalan tentunya seorang guru dalam menyikapi perilaku buruk pada anak. Seorang anak terkadang secara sengaja berperilaku negatif bertujuan untuk membuat gurunya merasa jengkel. Perilaku tersebut cenderung akibat dari ketidakdewasaan, frustasi, tidak sabaran, dan adanya keinginan lain yang perlu mereka butuhkan.

Peserta didik bertingkah anak-anak karena mereka yaa memang anak-anak dan sesama manusia anak-anak juga manusia. Perlu diingat bagaimanapun manusia itu juga dapat berbuat salah. Dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah jangan ambil hati tentang perilaku peserta didik, walaupun jika jelas itu menyinggung secara pribadi kepada guru, disinilah guru diuji dan harus mengatasinya dengan penuh profesional.

Jika seorang guru menyikapi perilaku menyimpang anak tersebut dan dibawa ke dalam hati, maka kemampuan guru tersebut dalam menilai suatu situasi dengan objektif menjadi terbatas. Ya, tentu membatasi tanggapan terbaiknya. Seorang guru dalam konteks perilaku peserta didik yang menyimpang ini harus mampu memisahkan anak dengan perilakunya dengan menerapkan benci perilakunya, cintai anaknya. 

Metode berpikir tersebut dapat membatu guru untuk fokus pada pemecahan masalah dan membantu peserta didik dalam belajar membuat serta memutuskan pilihan-pilihan yang lebih baik. Hindarilah memberikan hukuman kepada peserta didik atau memberikan konsekuensi yang tak bermakna.