Senin, 02 Desember 2019

MAU MENJADI GURU YANG KREDIBEL, HINDARI HAL-HAL BERIKUT!





Menjadi guru yang memiliki kredibilitas dalam  proses pembelajaran ada beberapa hal yang perlu sorang guru untuk dihindari. Hal tersebut bisa bersifat kebiasaan guru atau insidental saat proses pembelejaran. Sekali lagi bukan membahas masalah yang krusial atau fatal seperti tidak memiliki perangkat atau administrasi, terlambat masuk kelas, dan sejenisnya.
Di bawah ini ada beberapa hal yang patut guru hindari.
  1. Mengambil sesuatu yang tertinggal saat pembelajaran dimulai atau sedang berlangsung.
  2. Mengeluh karena berhadapan dengan peserta didik yang nakal atau tingkat pemahaman lamban.
  3. Menjawab pertanyaan peserta didik semaunya, padahal guru tersebut tidak tahu.
  4. Terlalu banyak bercanda
  5. Menggunakan peserta didik sebagai objek bahan olokan dalam humor.
  6. Menggunakan unsur SARA dalam objek humor
  7. Menggunakan objek tentang seks.
  8. Bermewah-mewahan dalam penampilan dan gaya hidup
  9. Ucapan berlawanan dengan perbuatan
  10. Ceramah sebagai metode andalannya
  11. Kursi di depan kelas menjadi tempat favoritnya
  12. Menulis selalu menghadap ke papan tulis
  13. Belum menguasai IT.
  14. Bau badan dan bau mulut
  15. Mengatakan kelemahan siswa di depan siswa lain
  16. Mudah marah atau dikit dikit marah alias temperamental
  17. Menegur kesalahan siswa di depan umum
  18. Perdebatan antara guru dengan peserta didik
  19. Melihat ke luar ruangan, ke arah langit-langit, ke arah lantai, dan peserta didik tertentu saat proses pembelajaran.
  20. Melihat dan menghadap papan tulis saat menjelaskan.
  21. Kekerasan fisik
  22. Memotong pembicaraan peserta didik.
Jika anda seorang guru yang pernah melakukan beberapa hal seperti di atas dan setelah membaca, jangan sampai terulang kembali ya!

Rabu, 27 November 2019

KUALITAS PERTANYAAN MELATIH KETERAMPILAN PROSES BERPIKIR


Ketika munculnya sebuah pertanyaan pasti didasari dari sebuah proses berpikir. Melalui hal tersebut betapa pentingnya kualitas pertanyaan-pertanyaan disetiap pembelajaran khususnya di sekolah. Kenapa sekolah karena tempat itulah setiap orang berproses dan membelajarkan diri. Pertanyaan dan jawaban memang berdampingan maka tidak layak sesungguhnya jawaban dikatakan mengungguli pertanyaan. Artinya siapa bisa jawab dia hebat, bukan semacam itu. Pertanyaanpun juga bisa hebat bila tidak bisa dijawab. Jika pertanyaan hebat dengan jawaban hebat bertemu, disanalah terjadi proses berpikir dan peristiwa ini perlu kita terapkan dalam dunia pendidikan dasar.

Sekolah sebagai tempat berproses salah satunya dalam memperoleh pengetahuan. Perlu diketahui pengetahuan tersebut memiliki empat dimensi yang kerab disebut dimensi pengetahuan diantaranya, pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif. Bila dibuatkan pensekoran pengetahuan faktual paling rendah dan pengetahuan metakognitif yang tertinggi. Bagaimana cara memperoleh keempat dimensi pengetahuan tersebut khususnya agar dimiliki oleh peserta didik? Jelas dengan membiasakan mereka bertanya dan menjawab sesuai dengan tingkatan dimensi pengetahuan tersebut.

Tidak sedikit guru masih berkutat pada pertanyaan dimensi pengetahuan faktual saja, atau faktual dan koseptual. Padahal ada dua dimensi lagi yang perlu dibiasakan terhadap peserta didik kita. Hindarkan pikiran sulit untuk mengawali sesuatu atau memvonis peserta didik tidak bisa menjawab, karena itu adalah tanda pesimis. Kalau gurunya pesimis bagaimana memajukan pendidikan. Guru itu harus optimis dalam meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan dan perbaikan tentunya melalui varian metode dan strategi serta tidak hentinya dalam hal "mencoba". Keterampilan proses berpikir itu sangat diharapkan dalam menciptakan generasi kritis dan kreatif melalui membiasakan dengan pertanyaan atau bertanya sesuai tingkatan dimensi pengetahuan yang harus benar-benar peserta didik lalui.

Pertanyaan erat sekali dengan dimensi proses kognitif menurut Taxonomy Bloom's yaitu mengingat, memamahi, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Tingkatan proses kognitif tersebut akan dihubungkan dengan keempat dimensi pengetahuan. Sehingga menyeimbangkan pertanyaan antara dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Kemudian setiap peserta didik dilatih untuk membuat pertanyaan, sehingga sedikit demi sedikit peserta didik menjadi terbiasa dengan menerapkan keterampilan berpikir mereka.

Dibawah ini beberapa contoh pertanyaan dari empat dimensi pengetahuan dengan tingkatan proses kognitif.

Pertanyaan Faktual
Pertanyaan yang berisi konvensi (kesepakatan) dari elemen-elemen dasar berupa istilah atau simbol (notasi) dalam rangka memperlancar pembicaraan dalam bidang IPA.
1)      Pertanyaan faktual – mengingat
Berkaitan dengan mengharuskan siswa mengenali atau mengingat informasi. Contoh pertanyaan: Apakah yang menjadi penentu pemanasan global?
2)      Pertanyaan faktual – memahami
Berkaitan dengan siswa bertanya untuk mendapatkan suatu penjelasan mengenai materi ajar. Contoh pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan pemanasan global?
3)      Pertanyaan faktual – mengaplikasi
Berkaitan dengan pertanyaan dalam kategori ini berdasarkan penerapan teori dalam keadaan nyata. Contoh Pertanyaan: Kapan peristiwa pemanasan global terjadi?
4)      Pertanyaan faktual – menganalisis
Berkaitan dengan penyelesaikan masalah dengan pengetahuan yang ia miliki dan dapat membentuk pikirannya. Contoh pertanyaan: Siapa yang harus bertanggung jawab atas terjadinya pemanasan global?
5)      Pertanyaan faktual – mengevaluasi
Berkaitan dengan pertimbangan dan penilaian atas baik dan buruk, benar dan salah berdasarkan pengetahuan yang ia miliki. Contoh pertanyaan: Apakah pemanasan global di bumi  masih dikatakan aman karena suhu bumi meningkat 1 derajat Celcius?
6)      Pertanyaan faktual – mencipta
Berkaitan dengan menyelesaikan masalah yang menuntut adanya originalitas dan satu kegiatan berpikir yang kreatif. Contoh pertanyaan: Apakah dibutuhkan lembaga khusus untuk mencegah pemanasan global karena pemanasan global sangat berpengaruh dalam kelangsungan kehidupan?

Pengetahuan Konseptual
Pertanyaan yang berisi ide (gagasan) dalam bidang IPA yang memungkinkan orang untuk mengklasifikasikan sesuatu objek itu contoh atau bukan contoh, juga mengelompokkan (mengkategorikan) berbagai objek.
1)      Pertanyaan konseptual – mengingat
Berkaitan dengan mengharuskan siswa mengenali atau mengingat informasi. Contoh pertanyaan: Siapakah lembaga yang memantau pemanasan global secara independen?
2)      Pertanyaan konseptual – memahami
Berkaitan dengan siswa bertanya untuk mendapatkan suatu penjelasan mengenai materi ajar. Contoh pertanyaan: Apa penyebab pemanasan global?
3)      Pertanyaan konseptual – mengaplikasi
Berkaitan dengan pertanyaan dalam kategori ini berdasarkan penerapan teori dalam keadaan nyata. Contoh Pertanyaan: Apa saja upaya manusia dalam mengatasi pemanasan global?
4)      Pertanyaan konseptual – menganalisis
Berkaitan dengan penyelesaikan masalah dengan pengetahuan yang ia miliki dan dapat membentuk pikirannya. Contoh pertanyaan: Bagaimana keterkaitan antara pemanasan global dengan kestabilan cuaca di bumi?
5)      Pertanyaan konseptual – mengevaluasi
Berkaitan dengan pertimbangan dan penilaian atas baik dan buruk, benar dan salah berdasarkan pengetahuan yang ia miliki. Contoh pertanyaan: Apa yang menjadi kelemahan dari pencegahan pemanasan global yang belum mampu teratasi dengan baik?
6)      Pertanyaan konseptual – mencipta
Berkaitan dengan menyelesaikan masalah yang menuntut adanya originalitas dan satu kegiatan berpikir yang kreatif. Contoh pertanyaan: Bagaimana gambar dan penjelasan apa yang dimaksud dengan green house effect?

Pengetahuan Prosedural
Pertanyaan yang berisi pengetahuan tentang bagaimana urutan langkah-langkah dalam melakukan sesuatu.
1)      Pertanyaan prosedural – mengingat
Berkaitan dengan mengharuskan siswa mengenali atau mengingat informasi. Contoh pertanyaan: Bagaimana urutan peristiwa terjadinya pemanasan global?
2)      Pertanyaan prosedural – memahami
Berkaitan dengan siswa bertanya untuk mendapatkan suatu penjelasan mengenai materi ajar. Contoh pertanyaan: Bagaimana pemanasan global bisa terjadi?
3)      Pertanyaan prosedural – mengaplikasi
Berkaitan dengan pertanyaan dalam kategori ini berdasarkan penerapan teori dalam keadaan nyata. Contoh Pertanyaan: Bagaimana kebijakan pemerintah agar dapat mengurangi pemanasan global yang terjadi?
4)      Pertanyaan prosedural – menganalisis
Berkaitan dengan penyelesaikan masalah dengan pengetahuan yang ia miliki dan dapat membentuk pikirannya. Contoh pertanyaan: Bagaimana cara mengatasi pemanasan global?
5)      Pertanyaan prosedural – mengevaluasi
Berkaitan dengan pertimbangan dan penilaian atas baik dan buruk, benar dan salah berdasarkan pengetahuan yang ia miliki. Contoh pertanyaan: Apakah kebijakan pemerintah berjalan sesuai dengan prosedur dan target?
6)      Pertanyaan prosedural – mencipta
Berkaitan dengan menyelesaikan masalah yang menuntut adanya originalitas dan satu kegiatan berpikir yang kreatif. Contoh pertanyaan: Bagaimana kebijakan pemerintah untuk mengatasi pemanasan global yang dilakukan oleh seluruh pihak atau lembaga-lebaga dibidangnya secara internasional?

Pengetahuan Metakognitif
Pertanyaan yang berisi kognisi secara umum dan kesadaran akan, serta pengetahuan tentang, kognisi diri sendiri sehingga menekankan pada metode untuk membuat siswa semakin menyadari dan bertanggung jawab atas pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri.
1)      Pertanyaan metakognitif – mengingat
Berkaitan dengan mengharuskan siswa mengenali atau mengingat informasi. Contoh pertanyaan: Kegiatan apa saja yang biasanya pelajar lakukan yang dapat mencegah pemanasan global?
2)      Pertanyaan metakognitif – memahami
Berkaitan dengan siswa bertanya untuk mendapatkan suatu penjelasan mengenai materi ajar. Contoh pertanyaan: Apakah cuaca yang semakin tidak menentu ini karena pemanasan global?
3)      Pertanyaan metakognitif – mengaplikasi
Berkaitan dengan pertanyaan dalam kategori ini berdasarkan penerapan teori dalam keadaan nyata. Contoh Pertanyaan: Apakah dengan saya melakukan penghijaun dapat mengurangi pemanasan global?

4)      Pertanyaan metakognitif – menganalisis
Berkaitan dengan penyelesaikan masalah dengan pengetahuan yang ia miliki dan dapat membentuk pikirannya. Contoh pertanyaan: Seberapa besar kontribusi saya dalam memperburuk kondisi alam khususnya dalam hal pemanasan global?
5)      Pertanyaan metakognitif – mengevaluasi
Berkaitan dengan pertimbangan dan penilaian atas baik dan buruk, benar dan salah berdasarkan pengetahuan yang ia miliki. Contoh pertanyaan: Apakah tindakan setiap masyarakat sudah sesuai dengan upaya pengurangan pemanasan global?
6)      Pertanyaan metakognitif – mencipta
   Berkaitan dengan menyelesaikan masalah yang menuntut adanya originalitas dan satu kegiatan berpikir yang kreatif. Contoh pertanyaan: Pemanasan global terjadi karena jumlah karbondioksida di bumi semakin banyak. Dengan seperti itu, apabila kita kembali menggunakan teknologi tradisional apakah pemanasan global dapat terselesaikan?










Selasa, 02 Juli 2019

CERDIK DALAM PDKT


Pendekatan Otoriter dan Pendekatan Permisif dalam Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas (classroom management) diklasifikasikan ke dalam dua pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter dan pendekatan permisif. Berikut dijelaskan pengertian dari masing-masing pendekatan tersebut.

Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa. Guru berperan dalam menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat. Bagi sekolah atau guru yang menganut pendekatan otoriter, maka dalam mengelola kelas guru atau sekolah tersebut menciptakan iklim sekolah dengan berbagai atuuran atau ketentuan-ketentuan yang harus ditaati oleh warga sekolah/kelas saja., melainkan dengan memasukan aspirasi dari siswa. Hal ini penting mengingat aturan yang dibuat diperuntukan bagi kepentingan bersama, yaitu untuk menunjang terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Echo 2008 mengemukakan pendekatan otoriter merupakan seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas. Dalam hal ini guru berperan untuk menciptakan dan memelihara ketertiban di kelas dengan menggunakan strategi pengendalian,tujuannya untuk mengendalikan perilaku siswa.

Terdapat lima strategi dalam pendekatan otoriter yaitu :
  1. Menetapakan dan menegakan peraturan; Guru menggariskan pembatasan-pembatasan dengan memberitahukan pada siswa hah-hal apa saja yang diharapkan dan alasan-alasan apa saja yang diperlukan.
  2. Memberikan perintah,pengarahan dan pesan; Perintah,pengarahan dan pesan yang disampaikan dengan jelas merupakan suatu cara yang sesuai dalam mengendalikan perilaku siswa.
  3. Menggunakan teguran ramah; Teguran ramah adalah strategi yang efektif untuk mengembalikan peserta didik dari perilaku menyimpang yang ringan, kepada perilaku yang diharafkan, teguran ramah dapat dilakukan baik secara verbal maupun non-verbal.
  4. Menggunakan pengendalian dan mendekati
  5. Menggunakan pemisahan dan pengucilan
Kedua pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberikan kebebasan pada siswa melakukan berbagai aktivitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Pengertian kedua ini tentu saja bertolak belakang dengan pendapat pertama. Menurut pandangan permisif, fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktivitas di dalam kelas, tanpa harus merasa takut dan tertekan.

Pengelolaan kelas yang efektif memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Para pakar pengelolaan kelas melaporkan bahwa ada perubahan paradigma dalam pola pengelolaan kelas. Pandangan lama menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk mengontrol tindak tanduk murid secara ketat (pendekatan otoriter). Pandangan yang baru memfokuskan pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubungan untuk menata diri, sehingga pembelajaran menyenangkan tanpa takut melakukan kesalahan-kesalahan melanggar peraturan (pendekatan permisif). Pengelolaan kelas yang mengorientasikan murid pada sikap pasif dan patuh aturan ketat akan melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran aktif, pemikiran, dan konstruksi pengetahuan sosial. Tren baru dalam pengelolaan kelas lebih menekankan pada pembimbingan murid untuk berdisiplin diri yang bukan merupakan tekanan eksternal melainkan disiplin dari diri sendiri. Dalam pengelolaan kelas tren baru ini, guru lebih dianggap sebagai pemandu, koordinator dan fasilitator. Model pengelolaan kelas yang baru ini penekanannya pada perhatian dan regulasi diri murid bukan berarti guru tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi di kelas.

Beberapa jenis pendekatan lain yaitu pendekatan motivasi.
Pendekatan motivasi yang dikemukakan oleh para pakar pengelolaan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Terry (1978) mengemukaan tiga pendekatan motivasi, yaitu :
  1. Kesejawatan (Partnership), didasarkan atas asumsi bahwa warga belajar tidak menyukai kegiatan pembelajaran, tetapi ia akan melakukan kegiatan dengan baik apabila turut merasakan manfaat atau keberuntungan yang diberikan oleh penyelenggara program atau tutor. Bertitik tolak dari asumsi tersebut maka motivasi akan efektif apabila terwujud situasi yang akrab, bersahabat dan penuh pertimbangan yang ditumbuhkan oleh penyelenggara program atau tutor terhadap keunikan perorangan warga belajar.
  2. Produktivitas (Productivity), lebih menekankan pada pemberian ganjaran berdasarkan tingkat produktivitas. Penampilan atau prestasi belajar warga belajar yang baik diberi imbalan (kompensasi) khusus. Pemikiran dasar yang melandasi pendekatan ini adalah bahwa seseorang yang menampilkan sesuatu kegiatan dan kemudian diberi imbalan, maka orang itu cenderung untuk melakukan kembali kegiatan tersebut. Namun dalam pelaksanaannya sangat diperlukan pengontrolan agar substansi dari pemberian imbalan tidak disalahpersepsikan oleh warga belajar.
  3. Kepuasan Keinginan (want-satisfaction), upaya yang dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar warga belajar dan memenuhi kebutuhannya melalui proses atau kegiatan pembelajaran. Kepedulian dalam pendekatan ini tidak hanya kebutuhan semata-mata melainkan pada kepuasan yang dicapai. Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia senantiasa dihadapkan pada kebutuhan.

Sehingga sebagai pendidik harus cerdik dalam hal PDKT di kelas, karena pengelolaan kelas berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar yang ideal. Sesungguhnya sebelum peserta didik menjalani kehidupan di luar sana, di dalam kelaslah mereka dipersiapkan.

CONTOH SOAL DIMENSI PROSES KOGNITIF




Contoh Soal Dimensi Proses Kognitif
by: Crazyscience87
1.      Mengingat
§  Mengenali
Di bawah ini yang termasuk organ panca indra pada manusia adalah…
a.       Mata, hidung, telinga, kulit dan otak
b.      Mata, telinga, otak, lidah dan hidung
c.       Mata, otak, kulit, hidung, dan lidah
d.      Mata, telinga, hidung, kulit dan lidah
§  Mengingat Kembali
Bagian organel sel yang menghasilkan energi adalah…
a.       Badan golgi
b.      Lisosom
c.       Mitokondria
d.      Nukleus

2.      Memahami
§  Menafsirkan
No
Tahun
Jumlah Penduduk Bali
1
2009
1000
2
2010
1500
3
2011
1750
4
2012
2100
Grafik yang tepat berdasarkan perkembangan penduduk di Bali dari tahun 2009 sampai 2012 adalah…





§  Mencontohkan
Yang termasuk contoh-contoh hewan peliharaan manusia pemakan daging adalah…
a.       Anjing dan ayam
b.      Kucing dan kambing
c.       Kucing dan anjing
d.      Tikus dan sapi
§  Mengklasifikasikan
Dibawah ini yang merupak tubuhan monokotil dan dikotil adalah…
a.       Padi dan jagung
b.      Kelapa dan padi
c.       Jagung dan kelapa
d.      Kelapa dan mangga
§  Merangkum
Di bawah ini yang merupakan proses photosintesis yang benar adalah…
a.       Photosintesis terjadi di daun tumbuhan yang memerlukan air (H2O) + karbondioksida (CO2), dan O2
b.      Photosintesis terjadi pada batang tumbuhan yang memerlukan air (H2O) + karbondioksida (CO2), kemudian dengan bantuan cahaya menghasilkan Karbohidrat dan O2
c.       Photosintesi terjadi di daun tumbuhan yang memerlukan air (H2O) + O2, kemudian dengan bantuan cahaya menghasilkan Karbohidrat dan CO2
d.      Photosintesis terjadi pada akar tumbuhan yang memerlukan air (H2O) + karbondioksida (CO2), kemudian dengan bantuan cahaya menghasilkan Karbohidrat dan O2
§  Menyimpulkan
Di bawah ini yang merupakan ciri-ciri makhluk hidup yang benar adalah…
a.       Bernafas, makan dan bergerak
b.      Makan, bernafas, bermetabolisme dan berkembang biak
c.       Makan, berkembang biak, dan bergerak
d.      Bermetabolisme, makan dan bergerak
§  Membandingkan
Yang paling membedakan antara sel hewan dan sel tumbuhan adalah…
a.       Dinding sel
b.      Nuklesus
c.       Badan golgi
d.      Lisosom
§  Menjelaskan
Apa yang menyebabkan bahwa air merupakan penyusun terbanyak dari makhluk hidup…
a.       Karena air memiliki sifat yang istimewa, yaitu mudah sebagai pelarut rentan terhadap temperature sehingga tidak mudah menguap atau membeku.
b.      Karena air memiliki titik didih 100­­0 C dan titik beku 0o C
c.       Karena air sifanya cair dan mudah larut dengan zat-zat lainnya
d.      Karena air memiliki pH netral dan ikatan molekulnya cukup baik untuk reaksi reaksi yang ada di dalam tubuh makhluk hidup.

3.      Mengaplikasi
§  Mengeksekusi
Dengan menggunakan rumus Hardy-Weinberg, jika frekuensi aa sebesar 25% berapakah frekuensi genotif Aa…
a.       0,25
b.      0,40
c.       0,20
d.      0,50
§  Mengimplementasikan
Hal yang tepat dilakukan petani apabila lahan pertaniannya miring agar nantinya tidak mengalami longsor yaitu…
a.       Dengan cara membuat terasering pada lahan yang miring
b.      Dengan cara menanam kayu besar
c.       Dengan cara menanami tanaman dengan jarak yang rapat
d.      Dengan cara menanami tanaman dengan jarak yang renggang

4.      Menganalisis
§  Membedakan
Dibawah ini yang termasuk perbedaan tumbuhan dikotil dengan monokotil adalah…
a.       Monokotil akar tunggang dan dikotil akar serabut
b.      Monokotil daun menyirip dan dikotil daunnya sejajar dengan tulang daun
c.       Dikotil memiliki akar tunggang dan monokotil akarnya serabut
d.      Dikotil daunnya menyirip dan monokotil akarnya tunggang
§  Mengorganisasi
Memiliki taring serta kuku yang runcing dan penciuman yang tajam adalah…
a.       Hewan karnivora
b.      Hewan herbivore
c.       Animalia
d.      Pisces
§  Mengatribusikan
Tujuan pemerintah dalam membuat suakamargasatwa adalah…
a.       Melindungi makhluk hidup yang hampir punah dari populasinya
b.      Melindungi makhluk hidup dari predator
c.       Menjaga ekosistem
d.      Melindungi makhluk yang belum punah

5.      Mengevaluasi
§  Memeriksa
Larutan yang digunakan dalam mengidentifikasi kejerniahan air adalah
a.       Larutan Emba
b.      Larutan Asam lemah
c.       Larutan Basa tinggi
d.      Larutan Asam Tinggi
§  Mengkritik
Yang menjadi kelebihan serta kekurangan dari mikroskop cahaya adalah…
a.       Tidak memerlukan listrik dan tergantung cuaca atau pencahayaan lingkungan
b.      Dalam pengamatan jelas  dan sulit mendapat cahaya
c.       Tidak terdapat kabel dan sulit mendapat cahaya
d.      Mudah dibawa kemana-mana dan sulit cahaya

6.      Mencipta
§  Merumuskan
Hipotesis di bawah ini yang benar adalah…
a.       Jika tumbuhan diberi pupuk secara terartus maka pertumbuhannya menjadi baik
b.      Apabila tumbuhan diberikan pupuk akan menjadi subur
c.       Jika tumbuhan diberikan pupuk, suburlah tanaman tersebut
d.      Tanaman perlu diberikan pupuk agar pertumbuhannya menjadi surbur
§  Merencanakan
Hal yang perlu dilakukan untuk meminimalisir pemanasan global adalah…
a.       Melakukan penghijauan dan mengurangi polusi udara
b.      Melakukan penebangan dan mengurangi pencemaran
c.       Melakukan penghijauan dan pencemaran udara
d.      Industri pabrik ditingkatkan dan melakukan penebangan
§  Memproduksi
Alat : tabung reaksi, corong, gelas kimia, kawat penyangga, thermometer, dan Waskom. Bahan : air, NaHCO3 dan hydrilla
Dengan alat dan bahan seperti diatas, kegiatan percobaan yang bisa dilakukan adalah…
a.       Percobaan Ingenhousz
b.      Percobaan photosintesis
c.       Percobaan Schwann
d.      Percobaan Koch