Belajar sudah tidak asing lagi bagi semua orang,
khususnya pada siswa. Semua orang bisa belajar dengan mudahnya bisa lewat
membaca, mendengarkan penjelasan guru, menjawab pertanyaan, mencatat hal-hal
penting, dan masih banyak lagi. Dari semua itu apakah sudah ada yang efektif? Jangan-jangan
mengerti saat itu saja, kemudian besok dan seterusnya lupa. Perlu diketahui
bersama belajar itu sesungguhnya bukan untuk hari ini, atau untuk waktu-waktu
tertentu melainkan untuk ke depannya. Maka dari itu perlu adanya cara belajar
agar bisa menjadi ingatan jangka panjang tanpa membosankan.
Sebelum itu lakukanlah hal ini sejenak. Pejamkan mata kita,
kemudian bayangkan kertas putih kosong dan bayangkan apel dikertas tersebut. (Lakukan
sekarang).
Di manakah kita membayangkan apel tersebut? Di sebelah
kanan atas? Di kiri bawah? Di tengah-tengah? Apakah gambar apel berwarna atau
hitam putih? Cenderung orang akan membayangkan berbagai hal di pusat. Walaupun
di atas suruhannya hanya apel pasti yang kita dipikirkan adalah buah apel dan
bukan tulisan apel.
Bila sebelumnya kita pernah berpergian ke rumah teman
atau ke tempat tertentu cenderung kita mengingat simbol-simbol seperti
perempatan, pertigaan, warung tertentu, tiang listrik, warna gerbang dan
lain-lain. Walaupun sebelumnya kita sempat melihat nama jalan atau gang serta
nomor rumah yang kita tuju. Tapi simbol itulah yang membuat kalian memiliki
ingatan jangka panjang. Begitulah otak
menyimpan informasi dan secara alamiah, cara belajar yang terbaik bekerja
seiring dengan cara kerja otak sehingga tidak bertentangan dengannya.
Membuat catatan ketika belajar penting tapi, membuat
catatan yang efektif itu yang terpenting. Peta pikiran merupakan solusi dari
cara mencatat yang masih keliru. Melalui peta pikiran kita akan menggunakan
pendekatan keseluruhan otak dan membuat catatan dalam satu halaman. Otak sering
mengingat informasi dalam bentuk gambar, warna, simbol, dan bentuk. Peta
pikiran menggabungkan hal tersebut dengan pemahaman atau materi yang
dibelajarkan. Ini jauh lebih mudah daripada metode pencatatan konvensional.
Karena menggunakan kemampuan kedua belahan otak, yaitu otak kiri tentang
pengetahauan atau materi yang dipelajari dan dikuatkan oleh otak kanan dengan
seni kreatifitas yaitu warna, simbol, bentuk, dan gambar.
Cara ini sungguh menyenangkan dan membangkitkan
kreatifitas kita bagaimana menerjemahkan beberapa materi dengan mengunakan
simbol-simbol yang menarik sesuai dengan yang kita inginkan. Sehingga pikiran
tidak akan menjadi mandeg atau buntu.
Membuat peta pikiran sesungguhnya tidak sesulit yang
kita bayangkan. Inilah beberapa poin utama yang perlu kita perhatikan dalam
membuat peta pikiran. 1) Gunakan alat tulis berwarna; 2) mulailah dari bagian
tengah kertas; 3) tuliskan gagasan utama pada tengah-tengah kertas; 4)
tambahkan cabang-cabang dari gagasan utama; 4) tuliskan kata kunci disetiap
cabang; 5) tambahkan simbol-simbol dan ilustrasi untuk mendapatkan ingatan yang
lebih baik.
Beberapa contoh simbol atau ilustrasi yang mudah
diingat yaitu, tanda seru menyatakan hal penting, tulis dengan huruf tebal atau
kapital, tanda panah bisa menyatakan meningkat, menurun, atau hubungan, dan
gambar-gambar yang kita ciptakan menunjukkan hal-hal atau gagasan tertentu.
Dibawah ini merupakan peta pikiran yang dibuat oleh
siswa SMP kelas VII. Dilihat dari hasilnya sudah nampak bahwa inilah yang
dimaksud peta pikiran. Tidak terlalu didominasi oleh tulisan melainkan kaya
akan simbol, warna, bentuk, dan gambar.
Karya: Intan Ayu Wulandari
Karya: Muli Anggarani
Awalnya cepat lupa dan menganggap diri tidak pandai
mengingat detail. Tunggu apa lagi ayo segera beralih keteknik mencatat dengan
peta pikiran. Masih bingung atau kurang memahami silakan konsultasikan dengan
yang ahli atau cari contoh lain peta pikiran dimedia internet. Jika peta
pikiran sudah anda terapkan, maka jangan heran pada diri anda karena mengingat
hampir sebagian besar atau bahkan semua yang anda catat. Karena sesungguhnya
semua dilakukan sesuai atas dasar kerjasama dengan otak dan bisa dikatakan
pikiranmu yang dipetakan, jadi tidak mungkin mandeg dan tersesat ketika
mengingat. Secara alamiah sudah dapat
diikuti oleh otak kita.