Rabu, 07 November 2018

GURU BERUBAH DEMI PESERTA DIDIK


Seorang guru memiliki peserta didik yang punya kebiasaan berbicara saat guru tersebut menjelaskan di kelas maupun sering melanggar beberapa tata tertib di sekolah.
Si guru sering ngomel-ngomel pada peserta didik. Peserta didik tersebut tak berubah.
Capek marah-marah, si guru mulai ganti cara dengan menyindirnya. “Yang berbicara itu apa sudah mengerti, yakin bakalan tuntas!” ujarnya dengan suara sinis.  Atau, “Itu mulut bisa dikontrol gak ya?”
Apakah peserta didiknya berubah? Tidak! Bahkan makin sebel sama si guru.
Akhirnya si guru merasa capek, marah sudah, nyindir sudah, tapi tak ada hasilnya.
Mengubah orang lain susah, apalagi untuk hal yang sudah jadi kebiasaan sejak kecil. akhirnya ia mengubah pikirannya sendiri.
“Baiklah, dengan terus membina peserta didik tersebut dengan sabar dan ikhlas serta sering pula menjalin komunikasi baik di kelas maupun di luar kelas. Guru menganggap proses ini akan menjadikan pahala yang sangat mulia. "Makin banyak aku membina peserta didik tersebut hingga ke arah lebih baik, makin banyak pahala muliaku”
Setiap melihat peserta didik berbicara saat guru menjelaskan kemudian melanggar tata tertib sekolah, si guru tersenyum dan bergegas mendekatinya, membinanya. Perasaannya bahagia.
Apakah peserta didik berubah? Tidak! Peserta didik tetap seperti itu. Yang berubah cara pandang dirinya terhadap peserta didik tersebut tersebut.
Waktu berlalu…
Si guru kaget. Tak ada lagi peserta didik yang berbicara saat guru menjelaskan di kelas maupun tidak melanggar lagi. Ia sudah lupa sejak kapan ia tak lagi melakukannya.
Rupanya melihat keikhlasan guru, peserta didik tergerak untuk melakukannya sendiri.
Kadang ada hal yang sulit kita ubah pada orang lain. Jika ingin hasil yang lebih baik, maka ubahlah diri kita lebih dulu.
Senang, sedih, sadar, mengeluh, bahagia, semua adalah tergantung diri kita. Kitalah yang memilih.