Minggu, 30 April 2023

PRAKTIK PEMISAHAN CAMPURAN SEDERHANA MELALUI MEMBUAT VCO

Proses Pembelajaran (sumber: pribadi)

Mendesain pembelajaran IPA dalam mencapai tujuaan yaitu melakukan pemisahan campuran sederhana perlu memperhatikan karakteristik peserta didik. Kegiatan diawali dengan melakukan diskusi bersama murid dalam mensepakati aktivitas dan asesmen yang digunakan. Diskusi tersebut memperoleh hasil dalam mencapai tujuannya bahwa murid akan membuat VCO (Virgin Coconut Oil) dan membuat laporan hingga melaporkannya melalui presentasi kelompok. Kondisi lingkungan murid juga sangat mendukung dikarenakan bahan baku VCO sangat mudah mereka peroleh. Bahkan mereka tidak membelinya melainkan memperoleh dari hasil kebun orang tua.

Dari hasil asesmen awal ternyata sebagaian besar murid belum pernah membuat VCO. Beberapa dari mereka hanya pernah melihat dan ikut terlibat bersama orang tua saat membuat minyak kelapa secara tradisional. Sehingga guru memfasilitasi dengan memberikan video membuat VCO yang relevan melalui google classroom dan murid bersama kelompoknya melakukan identifikasi video tersebut tentang alat dan bahan hingga proses pembuatannya. Mengingat jam pelajaran IPA terbatas disetiap pertemuannya murid memparut kelapa di rumah. Murid diberikan kebebasan dalam menentukan jumlah butir kelapa yang nantinya mereka gunakan. 

Sesuai kesepakatan belajar sebelumnya murid dinilai mulai dari kelengkapan alat dan bahan serta prosedur kerja yang telah disusun saat melakukan identifikasi video. Saat melakukan praktik pemisahan campuran sederhana murid juga belajar mendokumentasikan proses yang mereka lakukan tiap kelompok. Hasilnya diguanakan sebagai laporan hasil belajar. Karena proses pembuatan VCO ini tidak selesai pada hari tersebut tentu dilanjutkan pada hari esoknya. Kelompok telah sepakat dihari esok mereka akan melanjutkan kegiatan pada jam istirahat. 

Kelompok sedang Praktik Pemisahan Campuran

Setelah kegiatan praktik selesai, guru bersama murid kembali melakukan diskusi tentang penyusunan laporan praktik. Hasil diskusi bahwa murid tertarik mengerjakan laporan dalam bentuk digital yaitu canva. Mengingat pada semester sebelumnya guru telah pernah membelajarkan murid menggunakan canva dalam membuat hasil belajar. Adapun laporan praktik sederhana memuat judul, tujuan, masalah, alat dan bahan, prosedur kerja, hasil, dan kesimpulan. Jadwal pelajaran berikutnya murid diberikan waktu untuk menyusun laporan dan guru juga memfasilitasi bagi kelompok yang memerlukan bantuan. 

Tiba waktunya untuk melaporkan hasil praktik, semua anggota kelompok diminta untuk menjadi penyaji dalam presentasi. Presentasi difasilitasi guru dengan menayangkan laporan mereka melalui proyektor sehingga kelompok lain lebih baik dalam memahami. Demi mendorong suasana diskusi dan menumbuhkan nalar kritis melalui bertanya, menanggapi, dan memberikan umpan balik positif dengan kelompok secara bergantian menjadi penyangga bagi kelompok penyaji. 

Hasilnya sangat membanggakan terlihat diawal murid sangat antusias mengikuti aktivitas pembelajaran. Bahkan pada waktu istirahat mereka terlihat bersemangat menyelesaikan praktik. Hal yang membanggakan berikutnya adalah mereka mampu menyusun dan menyajikan laporan dalam bentuk digital pada waktu yang telah disepakati melalui google classroom. Dalam menghasilkan produk VCO terdapat beberapa kelompok yang belum bisa memperoleh minyak. Situasi ini tentu terlihat kekecewaan dalam wajah murid namun disini peran guru kembali membangun diskusi dan hasilnya ada yang bahkan kembali ingin mencobanya di rumah dan murid pun menyadari bahwa fokus praktiknya adalah tentang pemisahan campuran sederhana. Sehingga proses pembuatan VCO ini menjadi sarana belajar bersama dalam mencapai sebuah tujuan pembelajaran yang Merdeka Senang Kreatif (MeSRa) belajar IPA.

Laporan Praktik Murid

Sabtu, 29 April 2023

KOMUNITAS BELAJAR "BERIRAMA" DI SMP NEGERI 2 PEKUTATAN

Forum Kombel BeRIRaMa

SMP Negeri 2 Pekutatan adalah sekolah yang berstatus sebagai sekolah penggerak Angkatan 3 secara nasional. Sebagai sekolah penggerak tentu sangat penting dalam pengembangan strategi peningkatan pemahaman guru dan kepala sekolah dalam implementasi kurikulum merdeka. Sebagai kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan perlu membangun interaksi dan kolaborasi untuk terbiasa mulai belajar dan belajar secara berkelanjutan. Sehingga diperlukan membentuk sebuah komunitas belajar tingkat satuan pendidikan sebagai wadah untuk pengembangan kompentensi profesionalisme kepala sekolah dan guru secara berkelanjutan.

Komunitas belajar merupakan suatu kelompok yang terdiri dari pendidik dan tenaga kependidikan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar yang sama. Komunitas belajar ini dibentuk untuk memfasilitasi pendidik dalam meningkatkan kompentensi pedagogi dan profesionalisme dalam implementasikan kurikulum merdeka. Pendidik juga dapat memperluas wawasan sehingga dapat memahami karakteristik peserta didik sesuai kodrat anak dan kodrat zaman dalam mencapai profil pelajar pencasila. 

Tujuan utama dari komunitas belajar di sekolah adalah menumbuhkan peran dan nilai guru untuk berperilaku dalam kehiduapan sehari-hari. Melalui lima nilai utama yaitu, berpihak pada murid, reflektif, inovatif, kolaboratif dan mandiri merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi sehingga sangat penting bagi seoarang pendidik untuk bisa memahami dan menjiwai nilai-nilai tersebut dalam meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik. Dengan berpartisipasi aktif dalam komunitas belajar, pendidik dapat saling membantu satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan anggota dalam mengembangkan proses pembelajaran kurikulum merdeka, mencari solusi, berbagi pengalaman, merefleksikan kegiatan praktik, dan mendokumentasikan kegiatan hasil diskusi sebagai bahan belajar anggota. 

Komunitas belajar di SMP Negeri 2 Pekutatan yang kemudian disebut “Kombel Berirama” (Komunitas Belajar Berpihak pada Murid Reflekif, Inovatif, Kolaboratif, Mandiri” memiliki semangat dan kepedulian yang sama terhadap transformasi pembelajaran dalam implementasi kurikulum merdeka di stuan Pendidikan melalui interaksi secara rutin dalam wadah dimana mereka berpartisipasi aktif. Kombel Berirama ini dikoordinir oleh seorang kepala sekolah, pengawas sekolah, dan guru yang bertindak sebagai penggerak komunitas untuk membantu pendidik dalam mencapai tujuan belajar mereka. 

Dalam Kombel Berirama, pendidik diajak untuk aktif berpartisipasi dan berkontribusi dalam diskusi dan kegiatan yang dilakukan. Dengan demikian, Kombel Berirama di SMP Negeri 2 Pekutatan tidak hanya membantu meningkatkan kualitas proses pembelajaran, tetapi juga menumbuhkan peran dan nilai guru dalam implmentasikan kurikulum merdeka serta untuk pengembangan profesi guru secara berkelanjutan.